Kediri
Budidaya dan Tingkat Konsumsi Masyarakat Tinggi, Bupati Kediri Berharap Catatan Emas 4 Triliun Nilai Ekonomi Benih Lele
Memontum Kediri – Nilai ekonomi benih Lele di Kabupaten Kediri, bisa mencapai Rp 1,3 triliun pertahun. Bahkan, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, memprediksi hasil dari ikan konsumsi bisa meningkat hingga 4 triliun, setelah Bandara Dhoho beroperasi.
Mas Dhito-sapaan akrabnya juga menerangkan, bahwa Kabupaten Kediri mempunyai catatan emas dalam capaian benih Lele di angka 4 triliun. Sehingga, dengan adanya Bandara Dhoho, pihaknya optimis benih Lele akan kembali bisa mencapai angka yang diinginkan.
“Saya rasa, Kabupaten Kediri bisa mencapai angka 4 triliun pertahun. Itu karena, kita (Kediri, red) pernah di angka tersebut dan itu masuk di catatan saya,” kata Mas Dhito, Kamis (14/07/2022) tadi.
Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai ekonomi Lele di Kabupaten Kediri, tambahnya, dikarenakan banyaknya pembudidaya lele yang tersebar di seluruh kecamatan. Lalu, perimbangan dari tingginya konsumsi masyarakat terhadap Lele.
Baca juga:
- KPU Kabupaten Kediri Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada 2024
- Dua Paslon Pilkada Kabupaten Kediri Sampaikan Visi Misi dalam Debat ke Dua KPU
- Sapa Warga Gayam, Paslon Fren Kenalkan Program 1 RT 1 Wirausaha Baru dan Peningkatan Kesejahteraan
- Dorong Ekonomi Lokal, Paslon Fren Tawarkan Pengembangan Wisata Religi di Jamsaren Kota Kediri
- Serap Aspirasi, Bunda Fery Silviana dan Regina Nadya Suwono Kunjungi Kelurahan Dandangan Kediri
Di samping itu, kata Mas Dhito, Kabupaten Kediri juga mempunyai bibit Lele unggulan yang disebut dengan Lele Mutiara. “Ini asli bibit yang memang dibuat oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Saya yakin, Lele Mutiara ini bisa dikembangkan dengan masif,” ujar bupati yang kerap mengendari vespa ini.
Mas Dhito juga menambahkan, langkah strategis lain untuk mencapai targetnya adalah optimalisasi dan kolaborasi program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Pemerintah Kabupaten Kediri ihwal budidaya ikan yang menjadikan satu desa di wilayahnya ini sebagai sentra lele. “Pare ini menjadi daerah perkotaan di Kabupaten Kediri. Salah satu desa ditetapkan sebagai Republik Lele. Maka, harapannya akan tumbuh republik-republik lele yang kemudian kita adopsi dan diimplementasikan di desa-desa lain,” tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, menambahkan bahwa dari nilai ekonomis Rp 1,3 triliun itu didapatkan dari 1,3 miliar ekor benih lele yang dibudidaya oleh 1500 pembenih yang ada di Kabupaten Kediri. “Kabupaten Kediri pertahun bisa memproduksi 1,3 miliar ekor,” katanya.
Nur Hafid juga menuturkan, Lele Mutiara yang disinggung oleh Mas Dhito, ini memang menjadi produksi unggulan karena memiliki daya hidup yang lebih lama dibandingkan dengen jenis lele lain sepeti Sangkuriang maupun Masamo. “Di samping itu, Lele Mutiara juga memiliki cita rasa tinggi,” paparnya.(kom/pan/sit)
- Hukum & Kriminal4 tahun
Polresta Kediri Tangkap 3 Pengedar Pil Dobel L
- Hukum & Kriminal4 tahun
Mantan Camat Kras Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Hukum & Kriminal4 tahun
Satreskrim Unit Cyber Polresta Bongkar Prostitusi Online
- Politik4 tahun
Muncul 2 Kandidat Baru di Musda DPD Golkar
- Pemerintahan4 tahun
PKK Siap Sukseskan Program Jatim Bermasker
- Olahraga4 tahun
Presiden Klub Persik Tagih Regulasi Protokol Kesehatan
- Pemerintahan4 tahun
Total 546 Pelanggar pada Operasi Patuh Semeru di Kediri
- Pemerintahan4 tahun
Sosialisasi KPU RI Hadapi Pilgub dan Pilbup di Masa Pandemi