Kediri
Tekan Angka Stunting di Kediri, Mas Dhito Kembangkan Beras Biofortifikasi dengan Tinggi Zinc
Memontum Kediri – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menargetkan tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Kediri, turun di angka satu digit. Salah satu langkah penurunan stunting yang akan ditempuh, yakni Pemerintah Kabupaten Kediri akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam mengembangkan beras biofortifikasi dengan kandungan tinggi zinc.
“Beras biofortifikasi ini adalah beras unggulan yang memang dikhususkan untuk anak-anak stunting,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito, dalam acara Rembug Stunting antar forum komunikasi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting 2022 di Convention Hall SLG, Kamis (02/06/2022) tadi.
Beras biofortifikasi yang dimaksud, yakni merupakan beras hasil pengembangan Kementerian Pertanian yang memiliki kandungan zinc tinggi melalui varietas unggul padi Inpari IR Nutri Zinc. Beras biofortifikasi itu, menurut Mas Dhito, merupakan program pemerintah pusat yang pelaksanaannya berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Kita sedang menyiapkan sekitar 2800 hektar lahan di daerah Purwoasri, untuk penanaman beras biofortifikasi,” terangnya.
Diterangka Mas Dhito, saat ini yang tengah dipertimbangkan yakni penjaminan penjualan hasil produk beras, selain tentunya khusus untuk stunting. Sebab, beras itu merupakan produk varietas baru yang belum familier di kalangan masyarakat.
Baca juga :
- KPU Kabupaten Kediri Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada 2024
- Dua Paslon Pilkada Kabupaten Kediri Sampaikan Visi Misi dalam Debat ke Dua KPU
- Sapa Warga Gayam, Paslon Fren Kenalkan Program 1 RT 1 Wirausaha Baru dan Peningkatan Kesejahteraan
- Dorong Ekonomi Lokal, Paslon Fren Tawarkan Pengembangan Wisata Religi di Jamsaren Kota Kediri
- Serap Aspirasi, Bunda Fery Silviana dan Regina Nadya Suwono Kunjungi Kelurahan Dandangan Kediri
Sekedar diketahui, adapun jumlah angka stunting di Kabupaten Kediri, saat ini sebesar 14,1 persen. Meski prosentase stunting di Kabupaten Kediri di bawah rata-rata nasional maupun provinsi, Mas Dhito menegaskan kepada semua pihak untuk tidak terburu-buru merasa puas.
“Saya minta jangan berbesar hati, karena target kita 2023 itu satu digit angka stunting,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kediri, Dewi Maria Ulfa, menyampaikan upaya penurunan stunting dilaksanakan secara berjenjang dan telah dituangkan dalam surat keputusan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa.
Diungkapkan Mbak Dewi-sebutan akrab Wakil Bupati Kediri itu, pada tahun 2019-2022 telah ditetapkan 42 desa di Kabupaten Kediri, sebagai lokus stunting. Kemudian, pada 14 Maret 2022 telah disepakati lokasi desa stunting di Kabupaten Kediri tahun 2023 sebanyak 343 desa dan satu kelurahan.
“Pada tahun 2023, Kabupaten Kediri telah menjadikan semua desa sebagai lokus stunting,” ungkap Mbak Dewi.
Dengan penambahan lokus stunting itu, lanjut Mbak Dewi, program dan kegiatan yang mendukung penurunan stunting di tiap SKPD, direncanakan anggaran dan lokasinya disesuaikan dengan lokasi desa stunting tahun 2019-2023.(kom/pan/sit)
- Hukum & Kriminal4 tahun
Polresta Kediri Tangkap 3 Pengedar Pil Dobel L
- Hukum & Kriminal4 tahun
Mantan Camat Kras Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Hukum & Kriminal4 tahun
Satreskrim Unit Cyber Polresta Bongkar Prostitusi Online
- Politik4 tahun
Muncul 2 Kandidat Baru di Musda DPD Golkar
- Pemerintahan4 tahun
PKK Siap Sukseskan Program Jatim Bermasker
- Olahraga4 tahun
Presiden Klub Persik Tagih Regulasi Protokol Kesehatan
- Pemerintahan4 tahun
Total 546 Pelanggar pada Operasi Patuh Semeru di Kediri
- Pemerintahan4 tahun
Sosialisasi KPU RI Hadapi Pilgub dan Pilbup di Masa Pandemi