Kediri

Mas Dhito Dorong Milenial Kediri Gunakan Teknologi Pertanian hingga Bisa Ekspor

Diterbitkan

-

Mas Dhito Dorong Milenial Kediri Gunakan Teknologi Pertanian hingga Bisa Ekspor

Memontum Kediri – Pertanian di Kabupaten Kediri semakin berkembang berkat inisiasi Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono, dalam menggerakkan kaum milenial untuk menggunakan teknologi yang diproyeksikan go ekspor. 

Mas Dhito sapaan akrab bupati muda tersebut menerangkan bahwa petani-petani muda ini telah mampu menggunakan smartfarming dengan IOT (internet of think) dalam bertanam. Seperti yang diterapkan oleh kelompok Tani Muda Melo Hydro di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih.

“Ini panen perdana melon dari Kelompok Tani Muda Melo Hydro,” ucapnya, Selasa (22/02/2022).

Kelompok tani ini, ujar Mas Dhito, mampu mengembangkan melon jenis Rangipo dan Honeyglobe. Meski demikian, hasil panen pertama ini masih harus disempurnakan nutrisinya.

Advertisement

“Masih dalam proses penyempurnaan dan 60 hari ke depan nutrisinya akan diperbaiki lagi,” terangnya.

Setelah nutrisi dari melon ini dirasa baik, Mas Dhito akan proyeksikan hasil pertanian dari petani-petani milenial ini untuk bisa diekspor. Selain itu, pihaknya menekankan petani harus menerapkan sustainable development dalam pertanian. Sehingga, stok untuk hasil pertanian akan terus tercukupi.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Anang Widodo, menerangkan setidaknya ada lima kelompok tani milenial di Kabupaten Kediri, yang sedang dibina oleh Pemkab. Kelima kelompok tani ini, dijaring dari 36 kelompok tani yang berpotensi.

Baca juga :

Advertisement

“Mas Dhito minta Pemkab untuk terus melakukan pendampingan end to end. Jadi, mulai dari kita beri dana stimulus, pembinaan dan beri pelatihan serta pengetahuan pertanian dan pemasaran,” ujarnya.

Di sisi lain, hasil dari petani milenial ini tidak hanya melon. Di empat kelompok lain, menghasilkan sayuran hingga bunga hias.

“Kita tidak hanya concern di produk. Tetapi juga memproyeksikan area pertanian dari petani milenial ini menjadi wisata edukasi pertanian,” paparnya.

Ketua Kelompok Tani Muda Melo Hydro, Mohammad Ali Kahffi, menuturkan bahwa selain IOT, program dari Mas Dhito ini juga memberikan edukasi lain seperti bagaimana cara menghasilkan melon yang segar dengan terapi sonic bloom.

“Jadi, kita setelkan musik klasik dan jazz sehingga hasilnya (melon) bisa lebih fresh dan tidak gampang stress,” ujarnya.

Advertisement

Kahffi mengapresiasi gagasan Mas Dhito, dalam memberikan dorongan petani milenial untuk terus berkembang. Menurutnya, hal ini sangat penting karena teknologi semakin pesat sekaligus sebagai regenerasi petani-petani pendahulu. (kom/pan/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas