Kediri
Sikapi Program Pengembangan Desa Korporasi Sapi dari Kementerian Pertanian, Bupati Kediri minta Peternak Kian Optimal dan Maju
Memontum Kediri – Manajemen pengelolaan limbah kotoran ternak diperlukan pada setiap kelompok tani penerima program pengembangan desa korporasi sapi. Apalagi, dengan jumlah sapi yang besar, tanpa pengelolaan yang baik justru bisa beresiko memunculkan masalah.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono, meminta program korporasi sapi dari Kementerian Pertanian, benar-benar dikawal dengan baik. Karena, adanya program korporasi itu, mengajarkan peternak untuk bisa lebih maju lagi dengan mengelola jumlah sapi yang besar.
“Termasuk limbah kotoran sapi ini bagaimana nanti pengelolaannya,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito, Senin (07/02/2022).
Baca juga:
- KPU Kabupaten Kediri Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada 2024
- Dua Paslon Pilkada Kabupaten Kediri Sampaikan Visi Misi dalam Debat ke Dua KPU
- Sapa Warga Gayam, Paslon Fren Kenalkan Program 1 RT 1 Wirausaha Baru dan Peningkatan Kesejahteraan
- Dorong Ekonomi Lokal, Paslon Fren Tawarkan Pengembangan Wisata Religi di Jamsaren Kota Kediri
- Serap Aspirasi, Bunda Fery Silviana dan Regina Nadya Suwono Kunjungi Kelurahan Dandangan Kediri
Dalam program pengembangan desa, tambahnya, korporasi sapi dari Kementerian Pertanian itu, ada 1000 ekor sapi yang diperuntukkan bagi lima kelompok di Kecamatan Ngadiluwih. Tiap kelompok, akan mendapatkan 100 sapi pejantan untuk fattening atau pengggemukan dan 100 sapi betina untuk breeding atau pembibitan.
Terkait limbah kotoran sapi yang banyak itu, Mas Dhito meminta, perlu dipikirkan supaya limbah itu bisa dikelola baik. Tujuannya, agar peternak juga mendapatkan nilai lebih. Bentuk pengelolaan itu, bisa memanfaatkan limbah kotoran untuk biogas atau pupuk organik.
“Limbah ternak yang banyak itu, harus dioptimalkan pengelolaannya supaya ada nilai lebih,” terang Mas Dhito.
Untuk melakukan pendampingan program dan pengembangan desa korporasi sapi itu, beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) telah melakukan kunjungan lapangan. Bantuan sarana pengelolaan limbah menjadi biogas, pun sudah ada di tiap kandang kelompok. Hanya saja, tidak memadahi dengan jumlah kotoran yang banyak.
Bupati Kediri menambahkan, peralatan pengolahan biogas, juga harus difungsikan maksimal. Karena, ada kelompok dengan kondisi kandang semi umbaran untuk breeding banyak kotoran sapi. Disisi lain, ada juga kelompok yang mengelola limbah kotoran sapi, selain untuk biogas, juga dibuat kompos kering.
“Hal itu perlu menjadi perhatian, terlebih jumlah sapi yang diterima masih bakal bertambah. Sebab, dari 1000 ekor sapi, sejauh ini yang sudah turun baru 400 ekor sapi jantan dan 146 ekor sapi betina. Sisanya diperkirakan pada Maret 2022 mendatang,” terang Bupati Kediri.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa pihaknya mengakui kondisi itu. Menurutnya, pengelolaan limbah untuk semua kelompok itu berbeda progresnya. Ada yang sudah tahap uji coba, ada yang masih belajar.
“Masih perlu waktu untuk menata secara lebih baik. Karenanya, secara bertahap terus dilakukan pemantauan,” tuturnya.(pan/sit)
- Hukum & Kriminal4 tahun
Polresta Kediri Tangkap 3 Pengedar Pil Dobel L
- Hukum & Kriminal4 tahun
Mantan Camat Kras Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Hukum & Kriminal4 tahun
Satreskrim Unit Cyber Polresta Bongkar Prostitusi Online
- Politik4 tahun
Muncul 2 Kandidat Baru di Musda DPD Golkar
- Pemerintahan4 tahun
PKK Siap Sukseskan Program Jatim Bermasker
- Olahraga4 tahun
Presiden Klub Persik Tagih Regulasi Protokol Kesehatan
- Pemerintahan4 tahun
Total 546 Pelanggar pada Operasi Patuh Semeru di Kediri
- Pemerintahan4 tahun
Sosialisasi KPU RI Hadapi Pilgub dan Pilbup di Masa Pandemi